Sudah lama pengemis itu berdiri di depan sebuah rumah gedung yang mirip istana. Karena merasa terganggu, yang punya rumah menyuruh pelayannya untuk mengusir pengemis tersebut. Tetapi pengemis itu tidak bergeming dari tempatnya.
Ia menjawab, "Saya datang tidak untuk disuruh pergi begitu saja, Saya datang untuk bertemu dengan yang punya rumah ini, Saya adalah tamu, dan tamu harus dihormati, kalau tidak mau didatangi tamu, jangan bikin rumah di tepi jalan."
Jawaban ini dilaporkan oleh para pelayan kepada majikannya. Maka orang kaya yg gendut itu segera keluar dg jengkel.
Ia menghardik, "Ada perlu apa?"
"Saya mau minta hak saya sendiri sebagai orang tidak punya."
"Hak apa?"
"Sedekah."
"Tidak ada uang kecil," jawab si hartawan ketus.
"Yang besar juga boleh," bantah pengemis.
"Yang kecil saja tidak ada, apalagi yg besar," sahut si kikir tidak kehabisan dalih.
Dengan mendongkol pengemis berkata, "Perkenankan saya minta makanan saja."
"Tidak ada," jawab si kikir tambah sebal.
"Biarlah sisa2 roti atau nasi kalau ada." ujar pengemis belum putus asa.
"Tidak punya."
"Pakaian bekas?"
"Tidak ada."
"Yang baru juga boleh."
"Yang bekas saja tidak ada, apalagi yang baru," sahut si bakhil dongkol.
"Kalau begitu, tolong saya minta segelas air," ucap pengemis karena haus.
"Tidak ada," sahut si kikir tetap keras wataknya.
"Kalau begitu lebih baik Tuan ikut saya saja."
"Ikut kamu? Ke mana?" tanya si hartawan yg bakhil keheranan.
"Mengemis, sebab Tuan tidak punya apa2" ujar si pengemis dengan kesal.
Ia menjawab, "Saya datang tidak untuk disuruh pergi begitu saja, Saya datang untuk bertemu dengan yang punya rumah ini, Saya adalah tamu, dan tamu harus dihormati, kalau tidak mau didatangi tamu, jangan bikin rumah di tepi jalan."
Jawaban ini dilaporkan oleh para pelayan kepada majikannya. Maka orang kaya yg gendut itu segera keluar dg jengkel.
Ia menghardik, "Ada perlu apa?"
"Saya mau minta hak saya sendiri sebagai orang tidak punya."
"Hak apa?"
"Sedekah."
"Tidak ada uang kecil," jawab si hartawan ketus.
"Yang besar juga boleh," bantah pengemis.
"Yang kecil saja tidak ada, apalagi yg besar," sahut si kikir tidak kehabisan dalih.
Dengan mendongkol pengemis berkata, "Perkenankan saya minta makanan saja."
"Tidak ada," jawab si kikir tambah sebal.
"Biarlah sisa2 roti atau nasi kalau ada." ujar pengemis belum putus asa.
"Tidak punya."
"Pakaian bekas?"
"Tidak ada."
"Yang baru juga boleh."
"Yang bekas saja tidak ada, apalagi yang baru," sahut si bakhil dongkol.
"Kalau begitu, tolong saya minta segelas air," ucap pengemis karena haus.
"Tidak ada," sahut si kikir tetap keras wataknya.
"Kalau begitu lebih baik Tuan ikut saya saja."
"Ikut kamu? Ke mana?" tanya si hartawan yg bakhil keheranan.
"Mengemis, sebab Tuan tidak punya apa2" ujar si pengemis dengan kesal.